Kemenag Gelar Seminar Hasil Penelitian Jaringan Pendidikan di Pontren

By Admin

nusakini.com--Kementerian Agama melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Agama dan Keagamaan menggelar Seminar Hasil Penelitian Jaringan Pendidikan di Pondok Pesantren. Seminar ini mempresentasikan hasil penelitian di 16 Pondok Pesantren yang tersebar di sejumlah wilayah Tanah Air.

Seminar diselenggarakan selama tiga hari di Bogor, Rabu-Jumat (9-11/6) dan dibuka oleh Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Agama dan Keagamaan Hamdar Arraiyah. Penelitian sendiri bertujuan untuk memperoleh data dan informasi tentang sistem pendidikan, paham keagamaan dan jaringan di pondok pesantren tersebut. 

Ke-16 pontren yang dilaporkan hasil penelitiannya dalam seminar ini, yaitu Pondok Pesantren (Pontren) al Mukmin Ngruki Sukoharjo, Al Ikhlas Lamongan, Pontren Daarusy Syahadah Boyolali, Pontren Missi Islam Jakarta, Darul Aman Makassar, Pontren Al Islam Serang Banten, Pontren Nurussalam Cikoneng Ciamis, Pontren Darusy Syifa Lombok Timur, Ponyren Ulul Albab Jati Agung Lampung Selatan, Babul Hikmah Kedaton Kalianda Lampung Selatan, Pontren Islam Amanah Poso, Al Mawar Ambon, Pontren Nurul Hadid Cirebon, Pontren Islam Putri Al Muaddib Cilacap, dan Pontren Wahdah Islamiyah Makassar. 

Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data (studi pendahuluan) dilakukan pada 7-11 Februari 2016, selanjutnya dilakukan pendalaman data 28 Maret-6 April 2016. Pengumpulan data dilakukan oleh Tim Peneliti Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan (11 peneliti), 1 (satu) orang Balai Litbang Keagamaan Semarang, 2 (dua) orang dari Balai Litbang Keagamaan Makassar, 1 (satu) orang dari peneliti Litbang yang diperbantukan di uIN Yogyakarta, 1 (satu) orang dari MUI Pusat, dan 1 (satu) orang dari NU Online.  

Kapuslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Hamdar Arraiyah dalam sambutan pengantarnya mengatakan bahwa pontren sebagai objek penelitian sudah dilakukan berbagai pihak yang menaruh minat tentang pontren, dilakukan oleh peneliti yang mempunyai latar belakang pendidikan agama (santri), dan diteliti oleh orang yang belum tahu dengan kehidupan pontren. 

“Pesantren adalah objek studi yang terbuka, membuka diri terhadap pihak luar, (peneliti) dilayani dengan ramah, bersahabat meski ada satu dua yang tertutup,” ujar Hamdar. 

Sampai berita ini diturunkan, sudah dipresentasikan hasil penelitian oleh 9 peneliti dengan paparan dan data tentang pontren tersebut serta kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian tersebut. Selain paparan peneliti, sejumlah narasumber hadir untuk membahas hasil seminar tersebut di antaranya, Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim dari UIN Jakarta, Prof. Dr. Dwi Purwoko, Suparto, Ph. D, dan Dr. Khamami Zada.  

Hadir sebagai peserta seminar ini, peneliti di Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, sejumlah pimpinan pontren yang diteliti, dan akademisi.(p/ab)